My mommy. My librarian…



It’s been very very long time ago, dan akhirnya saya bisa nulis blog lagi. Kali ini saya bakalan ngomongin sosok yang sangat menginspirasi (versi saya), seorang pustakawan juga, sekaligus berperan sebagai Ibu.. yeah.. she’s my mother!! Kalo bisa curhat sedikit nih ya, awal mula saya mengenal kata perpustakaan,  pustakawan, kepustakawanan itu berasal dari ibu saya. Beliaulah yang selalu ‘mencekoki’ dan memotivasi saya untuk mengikuti jejaknya. Pengalaman pertama saya yang cukup berkesan mengenai librarian word ketika ibu saya yang notabennya seorang pustakawan mengajak saya untuk ‘menyelinap’ ke acara  CONSAL XV di Bali 29-31 Mei 2012. Kalo boleh jujur, it’s the one of my unforgettable moment! Alasan Ibu saya mengajak saya untuk ikut CONSAL tersebut karena Ibu saya ingin megenalkan seperti apa dunia perpustakaan dan ternyata itu cukup ‘ngefek’ juga karena saya  terkesima dengan konferensi tersebut, saya yang awalnya pesimis dengan pilihan saya untuk menggeluti bidang ini akhirnya dapat termotivasi juga. Oh.. jadi profesi pustakawan seperti ini toh.. waaww…

Itulah awal mula saya mengenal seperti apa profesi yang digeluti oleh ibu yang mana sangat berbeda dengan paradigma yang dibangun oleh masyarakat yang memandang bahwa pustakawan kerjaanya hanya menjaga buku and there’s nothing else. It’s really wrong guys.. pustakawan dapat eksis jika ia mampu memngembangkan potensi yang ia miliki. Like my mother indeed hehe.. ^^


Okay, I think is enough curhatan saya tentang backround awal mula saya mengenal profesi pustakawan.  Ibu saya bernama Yuslina Utina,  salah satu dari 2 orang pustakawan yang ada di provinsi Gorontalo yang mengabdi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo. Kalo bisa dibilang profesi pustakawan di daerah asal saya memang SANGAT SANGAT langka. Namun dengan keterbatasan tersebut Ibu saya mampu bertahan untuk terus aktif dalam dunia kepustakawanan. Kontribusi beliau dalam menggeluti profesinya bisa dilihat dari bagaimana ia berperan aktif dalam sosialisasi perpustakaan baik dikalangan perguruan tinggi, maupun sekolah-sekolah yang berada di provinsi, kota, dan kabupaten Gorontalo. Sosialisasi ini diadakan dalam rangka meningkatkan minat baca dikalangan mahsiswa, siswa, maupun umum. Ibu saya juga sangat aktif dalam kegiatan BIMTEK ataupun peyuluhan perpustakaan yakni pengelolaan perpustakaan desa maupun perpustakaan sekolah, membuka konsultasi khusus mengenai perpustakaan baik secara peroangan maupun kelompok.

Mengajar juga merupakan keahlian ibu saya, so I can call her  Librarian as a Teacher. Ibu aktif mengajar Ilmu Perpustakaan di Universitas Terbuka Gorontalo, menjadi moderator/pemateri di seminar-seminar kepustakawanan, menjadi juri dan ketua tim ketika ada lomba perpustakaan desa/sekolah tingkat provinsi.

Dengan segudang kesibukan tersebut, beliau masih bisa memperhatikan keluarga dengan sangat baik, dan ibu adalah sosok yang paling pas dan sangat nyambung ketika membahas masalah tentang dunia perpustakaan. Mom.. u are my hero in librianship things.. Thankyou!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seminar Nasional dan Sosialisasi Membangun Budaya Digital di Perguruan Tinggi